Breaking

Aksi "Kembali Menjadi Indonesia", Sejumlah Tokoh Dukung KPU

Sejumlah tokoh menggelarkan aksi damai bertajuk "Kembali Menjadi Indonesia" di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jl Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat. Aksi damai ini untuk memberikan dukungan kepada KPU untuk tetap fokus dan profesional menjalankan tugasnya.

Tokoh-tokoh yang ikut hadir yakni mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Sarwono Kusumaatmadja, artis Asty Ananta, musisi Iwa K, praktisi teknologi Betti Alisjahbana, sutradara Nia Dinata, artis Natalia Soebagjo, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto, Politisi Partai Golkar Rizal Mallarangeng, Politisi PSI Rian Ernest, dan musisi Oppie Andaresta.



Mereka memulai aksi pada pukul 17.00 WIB dan masing-masing membawa dan menggenggam beberapa tangkai bunga mawar. Selain itu mereka juga menggelar sebuah spanduk polos warna putih bertuliskan "Kembali Menjadi Indonesia #TerimaKasihKPU".

Di atas spanduk itu, mereka membubuhkan tanda tangannya sebagai bentuk dukungan kepada KPU dalam menjalankan tugas menyukseskan gelaran Pemilu di Indonesia.

Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto mengatakan kehadiran mereka untuk memberikan dukungan kepada KPU yang sudah berhasil menyelenggarakan pemilu secara aman dan damai. KPU, kata pria yang biasa disapa Cak Nanto, tidak perlu takut dengan berbagai tekanan.

"Kawan-kawan di KPU pusat dan daerah, jangan khawatir. Kalau Anda benar kami bersama Anda. Kalau Anda salah, kami akan proses sesuai konstitusi yang berlaku," ujar Cak Nanto saat berorasi.

Dia menyerukan agar semua pihak menghormati keputusan KPU RI dan siapapun yang ditetapkan KPU menjadi pemenang di Pilpres maka harus diakui bahwa mereka adalah pemimpin yang diamanatkan rakyat.

"Kami besama-sama anak bangsa membangun Indonesia. Tidak ada lagi kelompok-kelompok. Yang terpilih adalah pemimpin kita semua," ungkap dia.

Para tokoh tersebut juga tidak lupa mendoakan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia saat bertugas menyelenggarakan Pemilu 2019.

"Kami mengajak seluruh rakyat Indonesia menundukkan kepala dan mendoakan pahlawan pemilu yang gugur bertugas. Kepada keluarga mereka, kami ucapkan bela sungkawa," kata perempuan aktivis Natalia Soebagjo di atas panggung.

Mereka juga mengundang pihak KPU untuk bergabung. Pihak KPU ini diwakli oleh Komisioner KPU Ilham Saputra dan diberikan bunga mawar merah dan putih.

"Saya berterima kasih atas nama KPU, prinsipnya kami bekerja sesuai prinsip netralitas tanpa berpihak ke pihak manapun. Kami bekerja profesional, doakan kami bekerja lebih baik lagi," ucap Ilham.

Pemberian bunga mawar kepada KPU, menurut politisi PSI Rian Ernest, merupakan simbol gerakan damai. Pasalnya, mereka percaya akan kinerja KPU selama ini.

"Mawar ini kan dari zaman dulu, ini simbol gerakan damai kan pakai mawar. Ini sangat organik dan dadakan. Penggiat seni, penggiat pendidikan, penggiat toleransi, NU, Pemuda Muhamadiyah, Banser, ini adalah unsur masyarakatnya aja," ujar Rian.

Sementara tanda tangan petisi di atas spanduk warna putih dimaknai sebagai dukungan kepada KPU bahwa mereka tidak sendirian. Karena Rian sadar KPU tengah dalam situasi yang terhimpit kiri dan kanannya.

"Untuk memberikan pernyataan dukungan supaya KPU nggak merasa sendirian. Kami sadar KPU diimpit kiri-kanan. Kami ingin memberikan secercah semangat dan dukungan," pungkasnya.

Setelah deklarasi, massa melakukan aksi bersih-bersih sampah. Beberapa orang memanfaatkan momentum untuk berswafoto dengan para artis sebelum meninggalkan KPU.

No comments:

Powered by Blogger.