Breaking

BI Sebut Rupiah Bakal Menguat di Bawah Rp 14 Ribu per Dolar AS

Bank Indonesia (BI) optimis nilai tukar rupiah akan bergerak stabil sepanjang tahun ini. BI pun memperkirakan rupiah ke depan berpeluang menguat dan bergerak di bawah Rp14 ribu per dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai nilai tukar rupiah yang saat ini berada di kisaran Rp14 ribu per dolar AS masih di bawah nilai sebenarnya (undervalue). Ia pun optimis rupiah masih akan bergerak menguat dan stabil di tahun ini.

7

"Dengan itu (kebijakan suku bunga BI) dan juga kebijakan pemerintah, kurs dari Rp14.500 per dolar AS, sekarang alhamdulillah Rp14 ribu per dolar AS, dan kemudian juga bisa di bawah Rp14 ribu per dolar AS," Ujar Perry dalam CNBC Indonesia Outlook 2019 di Jakarta, Kamis (28/2).

Perry menjelaskan ada empat faktor yang akan mendukung penguatan rupiah pada tahun ini. Pertama, aliran modal asing yang diperkirakan bakal terus masuk di tahun ini.

"Di kuartal IV aliran modal US$15 miliar. Saat ini Rp45 triliun aliran modal asing masuk ke SBN, itu tiga kali lipat tahun lalu," jelas Perry.

Kedua, Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan hanya akan menaikkan suku bunga sebanyak satu kali. Tahun lalu, The Fed menaikkan bunga acuan sebanyak empat kali.

Ketiga, Kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tercermin dari angka neraca transaksi berjalan akan membaik. Keempat, menurut Perry, pasar nilai tukar kian berkembang, tak hanya sebatas transaksi spot tetapi mencakup swap hingga Domestic Non Delivery Forward (DNDF).

"Karena itu, rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat," tegas dia.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot siang ini bergerak melemah. Hingga pukul 13.40 WIB, rupiah melemah 37 poin atau 0,34 persen ke posisi Rp14.077 per dolar AS.

No comments:

Powered by Blogger.